Aku pernah ngalamin hal lucu saat pertama kali bikin kue bolu kukus dari resep internet. Katanya gampang, bahan simpel, waktu singkat. Tapi hasilnya? Bantet, keras, dan rasanya kayak spons cuci piring. Ternyata, bukan karena bahan atau alatnya yang salah, tapi aku salah ikuti instruksi. Di situ aku sadar: teks prosedur itu penting banget, dan bukan cuma buat masak-memasak aja.
Dari pengalaman itu, aku jadi mulai perhatiin setiap kali baca atau bikin teksprosedur, baik buat tugas, buat anak-anak didik di kelas, atau bahkan buat nulis caption DIY di media sosial. Ada struktur, ada bahasa khusus, dan ada alur logika yang harus dipatuhi. Keliatannya sederhana, tapi ternyata banyak banget yang bisa digali dari jenis teks satu ini.
Apa Itu Teks Prosedur?
Teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu secara sistematis dan runtut, agar suatu kegiatan bisa dilakukan dengan benar dan hasilnya sesuai harapan. Tujuannya jelas: memberi panduan yang praktis dan efisien.
Biasanya teks ini kita temui di:
-
Buku resep masakan
-
Petunjuk pemakaian barang elektronik
-
Panduan instalasi aplikasi
-
Cara pendaftaran suatu layanan
-
SOP (Standard Operating Procedure) di kantor
Kalau kamu pernah baca “Langkah-langkah membuat akun email” atau “Cara menanam tomat di rumah”, nah, itu semua termasuk dalam teks prosedur.
Pengalamanku Menggunakan Teks Prosedur
Sebagai guru, aku sering minta murid-murid bikin teks prosedur sebagai tugas. Tapi nggak jarang, hasilnya malah kayak cerita narasi. Misalnya, bukannya nulis “Pertama, siapkan panci dan air bersih”, mereka nulis “Pada suatu hari, ibu memasak air di dapur.” Lucu sih, tapi ini nunjukin kalau nggak semua orang langsung bisa paham format teksprosedur secara alami.
Makanya aku mulai bikin pendekatan lebih praktis. Aku ajak mereka bikin teksprosedur dari hal sehari-hari: “Cara memakai helm dengan benar” atau “Langkah mencuci tangan yang bersih.” Hasilnya jauh lebih baik. Karena ternyata, pengalaman langsung bikin mereka lebih mudah mengorganisasi langkah.
Ciri-Ciri Umum TeksProsedur
Kalau kamu pengen bikin teks prosedur yang baik dan benar, coba perhatiin ciri-ciri berikut:
-
Tujuan yang jelas: Di awal biasanya disebutkan tujuan dari kegiatan tersebut.
-
Bersifat imperatif: Gunakan kata perintah seperti siapkan, masukkan, potong, tekan, dll.
-
Disusun secara kronologis: Langkah harus urut, nggak boleh lompat-lompat.
-
Gunakan kata penghubung waktu: Seperti “kemudian”, “setelah itu”, “lalu”, “terakhir”.
-
Menggunakan kalimat aktif dan jelas: Agar mudah dipahami siapa pun yang membacanya.
Contoh sederhananya:
Cara Teks Prosedur Membuat Teh Manis
Bahan: 1 kantong teh celup, 1 sendok gula, 1 gelas air panas
Langkah-langkah:
Siapkan gelas dan isi dengan air panas.
Masukkan teh celup ke dalam gelas.
Tunggu 3–5 menit sampai warna air berubah.
Tambahkan gula dan aduk rata.
Teh manis siap disajikan.
Struktur Teks Prosedur
Dari yang aku pelajari dan ajarkan, struktur teks prosedur biasanya terdiri dari tiga bagian utama:
1. Tujuan
Bagian ini menjelaskan apa yang ingin dicapai. Bisa berupa judul atau deskripsi pendek di awal.
Contoh: “Cara Membuat Slime Sederhana untuk Anak-anak.”
2. Bahan/Alat
Ini mencantumkan apa saja yang diperlukan sebelum memulai. Bisa berupa alat, bahan, atau perangkat pendukung.
Contoh: Lem PVAc, pewarna makanan, baking soda, air, sendok, wadah plastik.
3. Langkah-langkah
Inilah inti dari teks prosedur. Berisi instruksi step-by-step, biasanya dalam bentuk poin bernomor atau paragraf terpisah.
Contoh:
Campurkan lem dan air dalam wadah.
Tambahkan pewarna makanan, aduk rata.
Masukkan baking soda dan aduk sampai menggumpal.
Langkah-langkah ini harus berurutan. Jangan sampai kita “menyajikan” sesuatu sebelum prosesnya selesai. Di sinilah kesabaran dan ketelitian dibutuhkan.
Bahasa dalam Teks Prosedur: Simpel Tapi Harus Tegas
Salah satu tantangan waktu aku belajar nulis teks prosedur adalah soal gaya bahasanya. Harus padat, tapi nggak boleh membingungkan. Harus jelas, tapi nggak kaku.
Beberapa hal penting soal bahasa:
-
Gunakan kata kerja imperatif: potong, masukkan, tekan.
-
Hindari kalimat pasif bertele-tele.
-
Jangan pakai kata ambigu seperti “secukupnya” kalau nggak disertai petunjuk lain.
-
Pakai urutan logis dan transisi waktu.
Satu kesalahan kecil bisa bikin orang bingung atau salah langkah. Bayangin aja kalau kamu bilang, “setelah itu diamkan sampai matang,” tapi nggak bilang berapa menit. Bisa-bisa gosong.
Contoh-Contoh Teks Prosedur di Kehidupan Sehari-Hari
Dari pengalaman, aku mulai sadar ternyata teks prosedur itu banyak banget jenis dan bentuknya. Nggak melulu harus formal. Contohnya:
-
Instruksi Pemasangan AC Baru
Biasanya kita dapat manual book berisi langkah teknis: pasang bracket, sambung kabel, isi freon, dsb. -
Tutorial Masak di YouTube
Bahkan mereka sering menyisipkan teksprosedur di video: “Langkah pertama, rebus air…” -
Caption Instagram DIY
Seperti: “Cara bikin lilin aroma terapi dari rumah: (1) cairkan lilin, (2) tambahkan essential oil…” -
SOP Kantor atau Protokol Sekolah
Teks prosedur formal yang jadi panduan wajib bagi karyawan atau siswa.
Kenapa Teks Prosedur Itu Krusial?
Setelah beberapa tahun mengajar, aku sadar teks prosedur bukan cuma soal akademik. Tapi soal keteraturan berpikir. Orang yang bisa menulis dan memahami teksprosedur biasanya punya pola pikir sistematis dan logis.
Dan buat anak-anak atau siapa pun yang ingin mandiri, teks ini jadi senjata penting. Karena hidup kita tuh isinya prosedur semua—dari bangun tidur, bikin sarapan, sampai kirim laporan via email. Kalau kita tahu cara menyusun dan mengikuti langkah dengan benar, hidup bisa jadi lebih ringan.
Kesalahan Umum Saat Menulis Teks Prosedur
Berikut beberapa kesalahan yang sering aku lihat (dan kadang aku sendiri juga lakuin):
-
Langkah-langkah lompat-lompat, nggak berurutan
-
Pakai kalimat terlalu panjang dan rumit
-
Lupa nyebutin bahan/alat penting
-
Nggak mencantumkan durasi pengetahuan atau ukuran yang jelas
-
Gaya bahasa naratif, bukan instruktif
Makanya penting buat selalu review teks prosedur sebelum dibagikan ke orang lain. Apalagi kalau konteksnya serius, seperti prosedur keselamatan kerja.
Teks Prosedur Digital di Era Sekarang
Sekarang, teks prosedur nggak cuma dalam bentuk buku atau kertas. Banyak banget dalam bentuk digital. Di antaranya:
-
PDF petunjuk produk
-
Slide tutorial PowerPoint
-
Infografis langkah DIY
-
Thread Twitter step-by-step
-
Video TikTok dengan caption urutan singkat
Tantangannya justru makin tinggi, karena teks prosedur harus lebih ringkas tapi tetap jelas. Aku sering eksperimen bikin tutorial pendek buat konten edukasi—harus mikir keras gimana caranya menyampaikan proses panjang dalam 1 slide atau 1 menit video.
Teks Prosedur sebagai Alat Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, teks prosedur bukan cuma buat tugas Bahasa Indonesia. Tapi bisa disisipkan dalam pelajaran lain:
-
IPA: “Langkah Percobaan Reaksi Kimia Sederhana”
-
Prakarya: “Cara Membuat Eco-Enzyme”
-
PPKN: “Langkah Mengurus KTP”
Ini membuktikan teksprosedur itu lintas pelajaran, lintas usia, dan sangat aplikatif.
Aku juga pernah baca ulasan menarik soal pentingnya teksprosedur dalam edukasi digital di Linguapress yang membahas teksprosedur —penjelasannya sederhana dan bikin makin paham.
Bahkan, aku pernah lihat anak kelas 3 SD nulis prosedur cara memakai masker. Singkat, tapi rapi dan berguna. Aku merasa ini soft skill yang penting banget buat masa depan.
Keterampilan Hidup yang Dilatih Lewat Teks Prosedur
Menurutku, orang yang bisa menyusun teks prosedur dengan baik biasanya punya keterampilan tambahan, seperti:
-
Kemampuan berpikir sistematis
-
Kedisiplinan dalam eksekusi
-
Kemampuan menyampaikan ide secara jelas
-
Kemampuan membaca situasi dan menyesuaikan urutan kerja
Dan itu semua kepake banget, baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat kerja.
Kesimpulan: Hidup Butuh Prosedur
Teks prosedur mungkin kelihatan simpel. Tapi justru dari hal kecil kayak gini, kita belajar tentang ketepatan, konsistensi, dan komunikasi yang efektif. Hidup ini penuh langkah. Dan cara kita menyusun langkah itulah yang menentukan hasilnya.
Kalau kamu sering gagal bikin sesuatu, coba cek lagi: udah bener belum langkah-langkahnya? Udah sistematis belum? Jangan-jangan kamu cuma kurang teks prosedur yang jelas.
Mulai dari bikin kue, nyetting printer, sampai ngajarin anak nyikat gigi dengan benar—semuanya butuh prosedur. Dan itulah kenapa, memahami dan menulis teksprosedur adalah keterampilan yang nggak bisa dianggap remeh.
Kumpulan cerita banyak rasa baca juga: Antologi Cerpen: Kumpulan Cerita Penuh Rasa