Perjanjian Tuntang merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang menandai beralihnya kekuasaan Pulau Jawa dari Belanda ke Inggris. Awal perjanjian ini ditandatangani pada 18 September 1811 di Desa Tuntang, Semarang, antara Belanda yang diwakili oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens dan Inggris yang diwakili oleh Jenderal Auchmuty.
Perjanjian ini terjadi setelah Belanda kalah dalam Perang Jawa melawan pasukan Inggris, yang datang ke Hindia Belanda dalam rangka memperluas pengaruh mereka di kawasan Asia Tenggara. Dengan perjanjian ini, Jawa secara resmi berada di bawah kendali Inggris, mengakhiri kekuasaan Belanda untuk sementara waktu.
Artikel ini akan membahas latar belakang, isi, dampak, serta bagaimana peristiwa ini mempengaruhi sejarah pengetahuan kolonialisme di Indonesia.
Latar Belakang Perjanjian Tuntang
1. Konflik Eropa: Perang Napoleon dan Dampaknya ke Hindia Belanda
Pada awal abad ke-19, Eropa sedang berada dalam masa Perang Napoleon, yang melibatkan berbagai kekuatan besar, termasuk Prancis, Inggris, dan Belanda.
- Pada tahun 1806, Belanda menjadi bagian dari Kerajaan Prancis setelah diduduki oleh Napoleon Bonaparte.
- Napoleon menunjuk saudaranya, Louis Bonaparte, sebagai Raja Belanda, yang menjadikan Belanda sebagai sekutu Prancis dalam perang melawan Inggris.
- Inggris melihat Hindia Belanda sebagai wilayah strategis yang harus direbut agar tidak jatuh ke tangan Prancis.
2. Ekspedisi Inggris ke Jawa (1811)
- Pada Agustus 1811, Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Pulau Jawa dengan mengerahkan lebih dari 60 kapal perang dan 12.000 tentara.
- Pasukan Belanda di bawah pimpinan Jan Willem Janssens tidak mampu menghadapi kekuatan militer Inggris yang lebih unggul.
- Setelah pertempuran sengit di Batavia dan Semarang, pasukan Belanda akhirnya menyerah di Tuntang, Semarang, yang kemudian menghasilkan Perjanjian Tuntang.
Isi Perjanjian Tuntang (18 September 1811)
Dalam perjanjian ini, Belanda secara resmi menyerahkan Pulau Jawa kepada Inggris. Beberapa isi utama dari perjanjian ini adalah:
- Belanda menyerahkan Pulau Jawa dan wilayah sekitarnya kepada Inggris tanpa syarat.
- Pasukan Belanda harus menyerahkan semua benteng, persenjataan, dan sumber daya kepada Inggris.
- Seluruh pejabat dan tentara Belanda harus tunduk kepada pemerintah Inggris atau meninggalkan Jawa.
- Inggris mengambil alih sistem administrasi dan keuangan yang sebelumnya dijalankan oleh Belanda.
- Jenderal Jan Willem Janssens diizinkan meninggalkan Jawa dan kembali ke Belanda.
Dengan perjanjian ini, Jawa secara resmi berada di bawah pemerintahan Inggris, mengakhiri dominasi Belanda selama lebih dari dua abad.
Artikel kesehatan, makanan sampai kecantikan lengkap hanya ada di: https://www.autonomicmaterials.com
Dampak Perjanjian Tuntang
1. Pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816)
Setelah mengambil alih Jawa, Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur. Ia memimpin Jawa dengan berbagai kebijakan baru, termasuk:
- Menghapus sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) yang diterapkan Belanda.
- Menerapkan sistem sewa tanah (landrent system) yang menggantikan sistem feodal yang ada sebelumnya.
- Meningkatkan kajian budaya dan sejarah Jawa, yang menghasilkan berbagai catatan berharga seperti penemuan kembali Candi Borobudur.
2. Melemahnya Kekuasaan Perjanjian Tuntang Belanda di Hindia Timur
- Perjanjian ini menandai hilangnya kekuasaan Belanda di Jawa untuk sementara waktu, melemahkan kontrol kolonial mereka.
- Belanda kehilangan pemasukan ekonomi besar dari Jawa, yang selama ini menjadi sumber utama kekayaan mereka.
3. Kembalinya Belanda ke Jawa (1816)
- Setelah Perang Napoleon berakhir pada tahun 1815, Inggris dan Belanda menandatangani Konvensi London (1814).
- Dalam perjanjian tersebut, Inggris mengembalikan Jawa dan wilayah Hindia Timur lainnya kepada Belanda.
- Pada tahun 1816, Belanda kembali memerintah Hindia Belanda dengan sistem kolonial yang lebih kuat dari sebelumnya.
Kesimpulan
Perjanjian Tuntang (1811) adalah titik balik dalam sejarah kolonial Indonesia, di mana Jawa untuk sementara berada di bawah kekuasaan Inggris. Inggris membawa berbagai reformasi di Jawa, meskipun hanya berkuasa selama lima tahun.
Namun, setelah Belanda kembali pada tahun 1816, mereka menerapkan sistem kolonial yang lebih ketat, yang kemudian berujung pada berbagai perlawanan rakyat di masa berikutnya. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana kekuatan Eropa saling berebut kekuasaan atas Nusantara, yang akhirnya berujung pada eksploitasi panjang terhadap rakyat Indonesia.
Tragedi menyedihkan dalam perjuangan kemerdekaan kita: Tragedi Rawagede: Pembantaian Massal yang Menuntut Keadilan