Framing Media

Framing Media: Strategi Media Membentuk Persepsi Publik

Framing media menjadi istilah yang semakin sering digunakan dalam dunia komunikasi massa dan jurnalistik. Istilah ini merujuk pada cara media menyajikan berita, memilih sudut pandang, dan membentuk narasi yang mempengaruhi bagaimana audiens memahami suatu peristiwa atau isu. Lebih dari sekadar menyampaikan fakta, media memiliki kekuatan untuk membingkai (framing) informasi agar sesuai dengan tujuan tertentu, baik disengaja maupun tidak disengaja. Pengetahuan tentang framingmedia menjadi modal penting bagi masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam manipulasi informasi.

Definisi Framing Media

Framing Media

Framing media adalah teknik penyajian informasi yang menyoroti aspek-aspek tertentu dari sebuah peristiwa atau isu, sambil mengabaikan aspek lainnya. Melalui framing, media menentukan apa yang dianggap penting dan relevan untuk diberitakan. Proses ini tidak hanya memengaruhi pemahaman audiens, tetapi juga membentuk opini publik dan kebijakan yang diambil oleh para pemangku kepentingan.

Teori di Balik Framing Media

Salah satu teori utama yang mendasari framing media adalah Agenda Setting Theory. Teori ini menyatakan bahwa media tidak selalu memberitahu kita apa yang harus dipikirkan, tetapi media memberitahu kita tentang apa yang harus dipikirkan. Framing memperluas konsep ini dengan menekankan bagaimana penyajian berita dapat mengarahkan audiens untuk memahami isu dengan cara tertentu.

Teknik dan Strategi Framing Media

  1. Pemilihan Judul dan Kata-kata Judul berita sering kali menjadi elemen pertama yang dibaca audiens. Pilihan kata yang digunakan dapat menggiring persepsi pembaca. Misalnya, kata “korban” dan “pelaku” memiliki konotasi yang sangat berbeda.
  2. Penekanan pada Aspek Tertentu Media dapat memilih untuk menyoroti aspek positif atau negatif dari suatu peristiwa. Misalnya, dalam pelaporan tentang kebijakan pemerintah, media bisa menekankan manfaat ekonomi atau justru dampak sosial yang merugikan.
  3. Penciptaan Narasi Narasi yang dibangun oleh media dapat mengarahkan audiens untuk melihat peristiwa dalam konteks tertentu. Misalnya, pemberitaan tentang konflik bisa dibingkai sebagai perjuangan hak asasi manusia atau sebagai ancaman keamanan nasional.
  4. Penggunaan Visual dan Gambar Gambar dan visual memiliki kekuatan besar dalam framing. Foto yang dipilih untuk mendampingi berita dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Contoh Kasus Framing Media

  1. Pemberitaan Konflik Politik Dalam pemberitaan tentang pemilu, media bisa membingkai kandidat sebagai penyelamat bangsa atau sebagai ancaman demokrasi, tergantung pada sudut pandang yang diambil.
  2. Isu Kesehatan Masyarakat Pandemi COVID-19 adalah contoh nyata bagaimana framing media mempengaruhi persepsi masyarakat. Media yang menekankan angka kematian cenderung menciptakan kepanikan, sedangkan media yang menyoroti angka kesembuhan dapat memberikan harapan.
  3. Berita Ekonomi Kenaikan harga BBM bisa dibingkai sebagai langkah menyelamatkan perekonomian nasional atau sebagai beban tambahan bagi rakyat kecil.

Kode etik ini menjadi pedoman bagi seluruh insan pers, termasuk jurnalis di inca berita, dalam menjalankan tugasnya menyajikan informasi yang adil dan berimbang kepada masyarakat.

Dampak Framing Media

  1. Pembentukan Opini Publik Framing yang dilakukan secara konsisten dapat membentuk opini publik dalam jangka panjang. Audiens yang terpapar framing tertentu secara terus-menerus cenderung menerima sudut pandang tersebut sebagai kebenaran.
  2. Pengaruh Terhadap Kebijakan Publik Opini publik yang terbentuk melalui framingmedia dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau lembaga terkait.
  3. Polarisasi Masyarakat Framing yang bias dapat memecah belah masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling berlawanan.

Etika dalam Framing Media

  1. Keadilan dan Keseimbangan Media seharusnya menyajikan informasi secara adil dan seimbang, tanpa memihak pada salah satu pihak secara berlebihan.
  2. Transparansi Media perlu transparan tentang sumber informasi dan proses penyajian berita.
  3. Tanggung Jawab Sosial Media memiliki tanggung jawab untuk membangun masyarakat yang kritis dan tidak terjebak dalam polarisasi.

Cara Menghadapi Framing Media

  1. Meningkatkan Literasi Media Masyarakat perlu dilatih untuk memahami bagaimana media bekerja dan bagaimana framing dapat mempengaruhi cara berpikir mereka.
  2. Memeriksa Sumber Berita Selalu mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan seimbang.
  3. Bersikap Kritis Tidak menerima informasi mentah-mentah, tetapi selalu bertanya tentang siapa yang diuntungkan dari penyajian berita tersebut.

Kesimpulan

Framing media adalah alat yang sangat kuat dalam membentuk persepsi dan opini publik. Media memiliki kekuatan untuk mengarahkan cara berpikir masyarakat melalui cara mereka membingkai informasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan literasi media yang baik agar tidak mudah terpengaruh oleh framing yang bias. Media juga memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan informasi secara adil, seimbang, dan transparan demi kepentingan publik yang lebih luas.

Bacalah artikel lainnya: Sekolah Virtual: Solusi Pendidikan Fleksibel di Era Digital

Author