Jakarta, incaschool.sch.id – Pernahkah kamu membaca sebuah kalimat yang terasa aneh atau membingungkan, meski katanya lengkap? Biasanya, masalah itu bukan karena kosakata yang salah, tapi struktur kalimatnya tidak tepat.
Struktur kalimat adalah cara menyusun kata-kata agar membentuk makna yang jelas dan logis.
Tanpa struktur yang baik, sebuah kalimat bisa kehilangan arah, bahkan maknanya bisa berubah total.
Sebagai siswa, memahami struktur kalimat sangat penting. Bukan hanya agar tulisanmu rapi dan benar secara tata bahasa, tapi juga agar kamu mampu mengomunikasikan ide dengan efektif, baik di tulisan akademik, ujian, maupun percakapan sehari-hari.
Bahasa pada dasarnya adalah alat berpikir. Jadi, semakin baik struktur kalimatmu, semakin jernih pula cara berpikirmu.
Pengertian Struktur Kalimat

Struktur kalimat adalah susunan unsur-unsur dalam kalimat yang membentuk arti lengkap.
Dalam bahasa Indonesia, unsur utama kalimat minimal terdiri atas:
-
Subjek (S) → pelaku, orang, atau hal yang dibicarakan.
-
Predikat (P) → perbuatan, keadaan, atau keterangan dari subjek.
Contoh:
“Rina membaca.”
Rina (subjek) + membaca (predikat).
Kalimat ini sudah dianggap lengkap karena memiliki inti makna yang bisa dipahami.
Namun dalam praktiknya, kalimat bisa dilengkapi dengan unsur lain:
-
Objek (O) → yang dikenai tindakan.
-
Pelengkap (Pel) → unsur tambahan yang melengkapi arti.
-
Keterangan (Ket) → waktu, tempat, tujuan, sebab, dan lain-lain.
Contoh kalimat lengkap:
“Rina membaca buku di perpustakaan setiap sore.”
(S) Rina + (P) membaca + (O) buku + (Ket) di perpustakaan setiap sore.
Jenis-Jenis Struktur Kalimat
Secara umum, struktur kalimat dapat dibedakan berdasarkan jumlah dan hubungan antarunsur. Berikut pembagiannya:
a. Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya memiliki satu pola S-P.
Contoh:
“Adik tidur.”
“Ayah bekerja.”
b. Kalimat Majemuk
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih pola S-P, biasanya dihubungkan oleh konjungsi (kata penghubung).
Jenisnya ada dua:
-
Kalimat majemuk setara – hubungan antarbagian sejajar.
Contoh: “Ibu memasak dan Ayah membaca koran.” -
Kalimat majemuk bertingkat – salah satu bagiannya menjadi penjelas atau bergantung pada bagian lain.
Contoh: “Ibu tersenyum ketika aku pulang.”
c. Kalimat Inversi
Urutan unsur kalimat dibalik, biasanya untuk penekanan.
Contoh:
“Datanglah guru ke kelas.”
(Sebetulnya struktur normalnya: Guru datang ke kelas.)
d. Kalimat Tanya, Perintah, dan Seru
Perbedaan struktur juga tampak pada jenis kalimat.
-
Tanya: “Apakah kamu sudah makan?”
-
Perintah: “Tolong ambilkan buku itu.”
-
Seru: “Betapa indahnya pemandangan ini!”
Kesalahan Umum dalam Struktur Kalimat
Banyak siswa sering melakukan kesalahan kecil dalam menyusun kalimat, yang membuat arti kalimatnya rancu. Berikut beberapa contohnya:
-
Kalimat tidak memiliki predikat.
Salah: “Anak-anak di taman.” (tidak ada predikat)
Benar: “Anak-anak bermain di taman.” -
Urutan kata yang membingungkan.
Salah: “Saya melihat anjing besar di jalan kecil berlari.”
Benar: “Saya melihat anjing besar berlari di jalan kecil.” -
Penggunaan konjungsi ganda.
Salah: “Karena saya terlambat maka saya dihukum.”
Benar: “Karena saya terlambat, saya dihukum.” -
Kalimat terlalu panjang tanpa struktur yang jelas.
Solusinya: pecah kalimat menjadi dua atau gunakan tanda baca dengan benar.
Kesalahan struktur sering terjadi karena penulis tidak memikirkan hubungan antarunsur secara logis. Karena itu, penting untuk mengecek kembali subjek, predikat, dan kesatuan makna setiap kalimat.
Cara Menyusun Kalimat yang Baik dan Benar
Berikut langkah-langkah yang bisa digunakan oleh siswa untuk menyusun kalimat efektif:
-
Tentukan ide utama.
Pikirkan pesan apa yang ingin kamu sampaikan.
Misalnya: “Saya suka membaca buku sejarah.” -
Susun unsur kalimat sesuai urutan S-P-O-K.
Struktur dasar ini akan membantu kalimat tetap logis dan mudah dipahami. -
Gunakan kata penghubung dengan tepat.
Hindari penggunaan konjungsi berlebihan. -
Periksa ejaan dan tanda baca.
Kalimat yang benar secara ejaan akan memperjelas maksud. -
Gunakan variasi struktur kalimat.
Campurkan kalimat tunggal dan majemuk agar tulisan lebih menarik dan tidak monoton. -
Uji efektivitas kalimat.
Bacalah kembali kalimatmu. Jika pembaca bisa memahami maknanya tanpa bingung, berarti struktur kalimatmu sudah baik.
Struktur Kalimat dalam Penulisan Ilmiah dan Akademik
Bagi murid atau mahasiswa, struktur kalimat yang baik sangat penting dalam karya tulis seperti esai, laporan, atau makalah.
Kalimat ilmiah biasanya bersifat:
-
Objektif: tidak memakai kata emosional seperti “saya rasa” atau “menurutku.”
-
Efektif: langsung ke inti makna tanpa kata berlebihan.
-
Logis: hubungan antarunsur harus masuk akal.
Contoh kalimat akademik yang baik:
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis siswa.”
Bandingkan dengan kalimat yang kurang baik:
“Penelitian ini mau tahu bagaimana kebiasaan membaca bisa membuat siswa menulis lebih baik.”
Perbedaannya terlihat jelas — kalimat pertama lebih ilmiah dan terstruktur.
Kesimpulan: Kalimat yang Baik Adalah Cermin Pikiran yang Teratur
Struktur kalimat adalah fondasi dari kemampuan berbahasa yang baik.
Dengan memahami subjek, predikat, objek, dan keterangan, siswa dapat menulis dan berbicara dengan jelas, efektif, dan bermakna.
Belajar struktur bukan sekadar mempelajari teori tata bahasa, tapi juga melatih cara berpikir logis dan sistematis.
Semakin baik struktur seseorang, semakin mudah pula ia menyampaikan ide dan memengaruhi orang lain dengan kata-kata.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan
Baca Juga Artikel Dari: Menulis Cerpen: Panduan Lengkap untuk Siswa Mengembangkan Imajinasi dan Gaya Bahasa


