Jakarta, incaschool.sch.id – Hari pertama pekan libur sekolah biasanya ditandai dengan suara alarm yang tak lagi perlu didengar. Suasana rumah jadi lebih santai, tidak ada kejar-kejaran sarapan dan seragam. Sebagai pembawa berita yang kerap meliput berbagai sisi kehidupan masyarakat, saya selalu tertarik pada momen-momen transisi seperti ini—yang tak hanya menyentuh anak-anak, tapi juga orang tua, sekolah, bahkan sektor pariwisata.
Libur sekolah bukan cuma soal anak-anak istirahat dari pelajaran. Ini soal bagaimana keluarga menyusun ulang ritme, mencari waktu berkualitas bersama, atau sekadar mengambil napas panjang di tengah padatnya rutinitas. Apalagi di Indonesia, di mana pekan libur sekolah sering kali bertepatan dengan momen liburan nasional atau akhir semester.
Dalam artikel panjang ini, kita akan membahas berbagai hal yang relevan selama pekan libur sekolah: mulai dari destinasi traveling yang edukatif, alasan pentingnya liburan untuk anak, cara menyusun kegiatan belajar santai, hingga panduan bagi orang tua agar tidak stres selama liburan. Diselipkan juga cerita dan insight menarik dari pengalaman berbagai keluarga.
Mengapa Pekan Libur Sekolah Itu Penting?
Liburan sekolah bukan “waktu kosong”. Itu adalah waktu jeda yang diperlukan agar otak dan tubuh anak bisa kembali segar. Dalam jurnal dari American Psychological Association, disebutkan bahwa waktu istirahat yang cukup mampu meningkatkan kemampuan konsentrasi dan daya ingat anak. Artinya, liburan bisa jadi bagian dari proses belajar itu sendiri.
Namun di Indonesia, persepsi ini belum sepenuhnya tertanam. Masih ada orang tua yang merasa khawatir anaknya “ketinggalan pelajaran” jika tidak tetap belajar selama liburan. Padahal, seperti yang dikatakan Ibu Ratih (nama samaran), seorang guru SD di Bandung:
“Anak yang kembali dari liburan dengan hati senang itu lebih mudah mengikuti pelajaran daripada yang kelelahan atau bosan selama libur.”
Selain itu, libur sekolah juga penting untuk:
-
Meningkatkan bonding antara anak dan orang tua
-
Memberi ruang eksplorasi minat anak di luar akademik
-
Mengajarkan manajemen waktu dan pengambilan keputusan
Dengan kata lain, pekan libur sekolah adalah waktu yang terlihat kosong, tapi sesungguhnya penuh potensi.
Traveling Saat Libur Sekolah: Antara Edukasi dan Healing
Dunia travel benar-benar mengalami lonjakan selama pekan libur sekolah. Menurut data dari BPS dan sejumlah maskapai penerbangan domestik, volume penumpang meningkat hingga 40% di minggu-minggu tersebut. Ini bukan kebetulan. Banyak keluarga memilih liburan sebagai momen recharge sekaligus reward untuk anak-anak mereka.
Tapi, traveling selama pekan libur sekolah tidak harus mahal. Berikut ini beberapa opsi destinasi dan aktivitas:
a. Liburan Edukatif di Dalam Negeri
-
Taman Pintar Yogyakarta: Tempat belajar interaktif yang sangat disukai anak-anak.
-
Museum Angkut Malang: Membawa anak menjelajahi sejarah transportasi secara visual dan menyenangkan.
-
Eco Green Park atau Kebun Raya: Mengajarkan anak tentang lingkungan dan ekosistem.
b. Staycation dengan Aktivitas Bertema
Salah satu keluarga yang saya wawancarai memilih menginap di hotel dekat rumah tapi membawa semua alat sains sederhana dan membuat “kemah eksperimen” di balkon kamar.
“Kita tidak ke luar kota, tapi anak tetap merasa seru dan belajar,” kata Pak Aldi, ayah dua anak di Jakarta.
c. Traveling Bertema Sosial
Mengajak anak ke desa wisata atau tempat pengabdian juga memberi mereka perspektif sosial yang luas. Liburan semacam ini sangat cocok untuk anak usia 10 tahun ke atas.
Intinya, liburan bisa tetap menyenangkan sekaligus bermakna. Yang penting bukan sejauh mana perginya, tapi seberapa banyak pengalaman baru yang didapat.
Belajar di Tengah Libur: Santai Tapi Tetap Terkelola
Mungkin kamu bertanya: “Kalau terus main, anak-anak nggak lupa pelajaran?” Jawabannya: bisa iya, bisa juga tidak. Tergantung bagaimana pendekatan belajarnya.
Di pekan libur sekolah, kamu tak perlu memaksakan jadwal belajar yang kaku. Justru saat ini adalah waktu ideal untuk mengenalkan unschooling atau belajar berbasis minat.
Berikut ini beberapa cara belajar yang santai namun efektif:
-
Membaca buku fiksi atau komik edukasi (seperti Si Juki atau Komik Sains Nusantara)
-
Nonton film dokumenter atau channel YouTube edukatif seperti Kok Bisa, Da Vinci Learning
-
Bermain boardgame edukatif, contohnya Scrabble, Catan, atau Monopoli edisi Indonesia
-
Menulis jurnal liburan, bisa dalam bentuk blog, vlog, atau cerita pendek
Salah satu anak yang saya temui, Alya (13 tahun), membuat travel diary digital selama libur sekolahnya. Isinya? Foto, peta, review tempat wisata, sampai wawancara kecil dengan penduduk lokal. Ketika masuk sekolah, guru bahasa Indonesianya meminta Alya mempresentasikannya sebagai tugas pertama semester. Inspiratif, bukan?
Tips untuk Orang Tua: Libur Sekolah Bukan Cuma Tentang Anak
Kita sering lupa: libur sekolah juga berarti libur rutinitas harian bagi orang tua. Tapi jika tak dikelola, justru bisa bikin stres. Terutama bagi para ibu dan ayah yang bekerja dari rumah, atau tidak punya cukup support system.
Agar pekan libur sekolah tidak berubah jadi minggu penuh kerepotan, berikut beberapa tips:
-
Buat jadwal ringan tapi fleksibel: Misalnya, pagi belajar bebas 1 jam, siang aktivitas luar rumah, sore bebas gadget, malam cerita atau game keluarga.
-
Libatkan anak dalam perencanaan: Ini memberi mereka rasa memiliki, dan membuat mereka lebih kooperatif.
-
Delegasikan aktivitas: Libatkan anggota keluarga lain, atau minta bantuan orang tua bila perlu.
-
Ingat untuk ‘me-time’: Bahkan 15 menit mandi air hangat sambil dengar podcast bisa sangat menyegarkan.
“Dulu saya merasa harus jadi ‘penghibur utama’ anak-anak selama libur,” kata Bu Sari, seorang ibu bekerja di Surabaya. “Sekarang saya sadar, anak-anak juga perlu belajar menghibur diri dan jadi kreatif.”
Tren Liburan Sekolah 2025: Perjalanan, Teknologi, dan Komunitas
Berbicara tentang pekan libur sekolah tak bisa lepas dari tren yang terus berkembang. Tahun 2025 ini, saya mengamati tiga tren menarik:
a. Liburan & Teknologi Berpadu
Banyak tempat wisata sekarang menyertakan AR/VR experience—misalnya di Museum Nasional atau beberapa kawasan Geopark. Anak-anak jadi bisa belajar sejarah dan sains dalam bentuk visual yang imersif.
b. Traveling Bareng Komunitas
Banyak keluarga muda sekarang lebih nyaman traveling dalam group kecil bersama komunitas. Ini mempermudah koordinasi dan lebih seru bagi anak karena ada teman sebaya.
c. Fleksibilitas WFH
Dengan makin banyaknya orang tua yang bisa work from anywhere, liburan sekolah bisa diperpanjang tanpa harus bolos kerja. Banyak kafe dan hotel kini menyediakan coworking-friendly space.
Dengan tren-tren ini, liburan sekolah bukan lagi sekadar cuti bersama anak, tapi jadi bagian dari gaya hidup baru yang lebih fleksibel, terencana, dan menyenangkan.
Penutup: Saatnya Mengisi Libur Sekolah dengan Pengalaman yang Bermakna
Pekan libur sekolah adalah masa yang penuh kemungkinan. Bagi anak-anak, ini bisa jadi kenangan masa kecil yang akan mereka ingat selamanya. Bagi orang tua, ini adalah kesempatan untuk mengenal anak lebih dekat—di luar PR, nilai, dan jadwal padat.
Apakah kamu akan traveling jauh, menginap di rumah nenek, atau sekadar menjelajah taman kota, satu hal penting: hadir sepenuhnya. Karena lebih dari sekadar waktu libur, pekan ini adalah waktu untuk menata ulang koneksi antaranggota keluarga.
Dan jika kita bisa mengisi liburan sekolah dengan cara yang seimbang—antara main dan belajar, antara individu dan keluarga—maka bukan hanya anak yang kembali ke sekolah dengan semangat baru. Kita pun, sebagai orang tua, kembali ke rutinitas dengan hati yang lebih penuh.
Selamat menikmati pekan libur sekolah. Jangan lupa, kadang momen paling berharga datang dari hal paling sederhana.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan
Baca Juga Artikel dari: Ekstrakurikuler Akademik: Wadah Cerdas Membentuk Siswa
Silahkan Kunjungi Situs Resmi: Inca Travel