Podcast Edukatif, kalau kamu tanya saya lima tahun lalu: “Lo belajar dari mana sih, selain buku?”
Jawaban saya: “Video YouTube, artikel panjang, dan ya… seminar kalau ada waktu.”
Tapi hari ini, jawabannya beda.
Sekarang saya bisa belajar soal ekonomi perilaku sambil nyetir ke kantor. Bisa memahami sejarah kolonialisme Indonesia saat masak mi rebus. Dan bisa menyimak debat seru soal AI dan etika sambil beresin cucian piring.
Semuanya karena satu medium ajaib: podcast edukatif.
Awalnya saya skeptis. Belajar kok dengerin doang? Apa nggak masuk telinga kiri, keluar kanan?
Tapi setelah beberapa episode, saya sadar—ini bukan belajar yang biasa. Ini pembelajaran yang mengalir. Yang terasa personal. Yang bahkan bikin kamu merasa kayak lagi ngobrol sama dosen favorit atau teman diskusi di kafe.
Dan sejak itu, saya ketagihan.
Apa Itu Podcast Edukatif? Bukan Cuma Ceramah Digital
Sebelum kita masuk ke list rekomendasi dan strategi mendengarkan, mari kita bahas dulu definisinya.
Podcast edukatif adalah format audio (biasanya serial) yang membahas topik-topik edukatif—bisa ilmu pengetahuan, sejarah, psikologi, teknologi, bahasa, hingga karier—dengan gaya yang ramah telinga. Kadang monolog, kadang dialog, kadang bahkan berbentuk dokumenter audio.
Yang bikin podcast edukatif menarik adalah cara penyampaiannya. Nggak formal dan kaku kayak kuliah. Tapi juga nggak receh kayak obrolan kosong.
Format Umum Podcast Edukatif:
-
Interview: narasumber ahli diajak ngobrol bareng host (contoh: The Knowledge Project)
-
Monolog Terstruktur: satu narator membahas tema per episode (contoh: Sinar Dunia Podcast)
-
Storytelling Edukatif: kombinasi narasi, musik, dan kutipan untuk membangun cerita belajar (contoh: Throughline)
-
Panel Diskusi: beberapa host mendiskusikan topik dari berbagai sudut pandang (contoh: BBC CrowdScience)
Podcast edukatif bukan cuma alat belajar pasif. Tapi bisa jadi alat refleksi, pemicu kreativitas, bahkan inspirasi tindakan.
Dan di era multitasking kayak sekarang, belajar sambil melakukan hal lain terasa seperti cheat code yang sah.
Mengapa Podcast Edukatif Jadi Primadona Belajar Zaman Sekarang?
Jawabannya sederhana tapi kuat: fleksibilitas dan koneksi personal.
a. Belajar Tanpa Batas Waktu dan Tempat
Kamu bisa dengerin podcast saat macet, jogging, sebelum tidur, atau saat lagi stuck nunggu antrian. Gak perlu buka laptop atau buku tebal. Cukup pakai earphone dan klik “play.”
b. Gaya Bahasa yang Relatable
Kebanyakan host podcast edukatif sadar bahwa mereka bersaing dengan Netflix, TikTok, dan game. Jadi mereka menyajikan konten dengan bahasa yang human-friendly. Kadang ada humor, kadang selipan pop culture, kadang curhat—tapi tetap berbobot.
c. Latih Fokus Mendengar
Dalam budaya visual yang serba cepat, kemampuan mendengar dengan utuh jadi langka. Podcast melatih kita menyimak, menunggu, dan memahami konteks. Keterampilan ini sangat berguna untuk diskusi akademik maupun kehidupan profesional.
d. Rasa Dekat dengan Pembicara
Karena kamu hanya mendengar suara mereka, otak kita secara otomatis membangun koneksi personal. Seolah-olah mereka bicara langsung ke kamu. Inilah kenapa banyak pendengar podcast merasa “kenal” dengan host-nya, meski belum pernah bertemu.
Saya pernah merasa begitu dekat dengan salah satu host podcast sains dari Inggris—padahal saya bahkan belum tahu wajahnya. Tapi gaya bicaranya, cerita masa kecilnya, dan cara dia menjelaskan inca berita hukum termodinamika… bikin saya terus mendengarkan.
Rekomendasi Podcast Edukatif untuk Segala Minat dan Usia
Berikut beberapa rekomendasi berdasarkan topik. Beberapa lokal, beberapa internasional—semuanya layak kamu coba.
a. Untuk Pecinta Ilmu & Sains
-
Sains Sekitar Kita (KBR Prime)
Versi lokal yang membahas sains aplikatif dengan bahasa ringan. Dari vaksin, perubahan iklim, sampai teknologi pangan. -
Radiolab (WNYC Studios)
Ikonik. Campuran storytelling, sains, dan musik yang kadang terasa seperti nonton film lewat telinga. -
Science Vs (Gimlet Media)
Membandingkan mitos vs fakta dengan riset mendalam. Topiknya dari diet keto sampai perubahan iklim.
b. Untuk Yang Suka Sejarah dan Politik
-
Hiduplah Indonesia Maya (Kompasiana)
Mengangkat kisah sejarah dan budaya Indonesia yang jarang masuk kurikulum. -
History Extra (BBC)
Versi panjang dari majalah History UK. Wawancara dengan sejarawan ternama. -
Revolusi (Pindai Suara x Jason Ranti)
Seri dokumenter audio tentang masa revolusi Indonesia. Disusun seperti film.
c. Untuk Pengembangan Diri dan Karier
-
30 Days of Lunch (Fellexandro Ruby & Ryan Kristo Muljono)
Obrolan reflektif soal karier, hidup, dan produktivitas bareng tokoh inspiratif. -
Make It Simple (Finance & Growth)
Podcast dari tim kreatif yang bahas personal finance dan life hacks buat Gen Z. -
The Knowledge Project (Shane Parrish)
Wawancara mendalam tentang pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan hidup lebih sadar.
d. Untuk Pelajar & Mahasiswa
-
Bicara Edukasi
Buatan pengajar Indonesia, membahas teknik belajar, motivasi studi, hingga psikologi pendidikan. -
Filosofi Kopi dan Buku
Campuran resensi buku, filosofi ringan, dan refleksi belajar.
Tips kecil: coba dengarkan satu episode dari tiga genre berbeda. Lalu lihat mana yang paling “nyangkut.”
Cara Maksimalkan Belajar Lewat Podcast: Jangan Asal Dengar
Podcast memang fleksibel. Tapi agar benar-benar jadi alat belajar, kamu bisa terapkan beberapa strategi ini:
a. Gunakan Fitur Playback dan Bookmark
Platform seperti Spotify atau Apple Podcast memungkinkan kamu mem-bookmark bagian penting, atau memutar ulang dengan kecepatan berbeda.
Kalau host-nya bicara cepat banget, turunkan ke 0.8x. Kalau kamu ingin review cepat, naikkan ke 1.5x.
b. Catat Hal Penting
Pakai notes digital atau fisik. Cukup satu dua kalimat ringkasan tiap episode. Ini ngebantu kamu mengingat dan menerapkan poin penting.
Saya pribadi pakai aplikasi Notion. Tapi kadang, coretan di kertas juga lebih kena.
c. Diskusikan dengan Teman
Podcast lebih hidup kalau dibahas. Ajak temanmu dengar episode yang sama, lalu ngobrol soal isinya. Kayak klub buku, tapi pakai telinga.
d. Kurasi Playlist Belajar
Buat playlist topik tertentu—misalnya “Public Speaking,” “Climate Change,” atau “Critical Thinking”—isi dengan episode dari berbagai podcast. Ini bikin belajarmu lebih fokus dan terstruktur.
Podcast Edukatif dalam Dunia Pendidikan Formal: Sudah Saatnya Masuk Kurikulum?
Masih dalam tahap awal. Tapi ada sekolah yang sudah mulai mendorong siswa membuat “audio refleksi belajar.” Beberapa guru juga menyisipkan podcast ke dalam tugas, menggantikan video atau bacaan panjang.
Saya pribadi sempat bertemu guru Bahasa Indonesia di Bandung yang membuat podcast mini untuk menjelaskan puisi Chairil Anwar. Siswa diminta mendengar saat perjalanan ke sekolah, lalu menulis interpretasi. Hasilnya? Lebih personal, katanya. Dan lebih hidup.
Podcast bisa menjadi jembatan antara dunia formal dan informal. Antara belajar dan mengalami. Antara teori dan praktik.
Penutup: Belajar Bisa Datang dari Suara—Asal Kita Mau Mendengar
Di tengah dunia yang makin bising, justru belajar mendengarkan jadi skill yang paling dibutuhkan. Dan podcast edukatif hadir sebagai ruang belajar yang tidak menggurui, tidak memaksa, tapi justru merangkul kita lewat suara.
Apakah kamu pelajar, mahasiswa, pekerja kreatif, atau guru—belajar tidak harus berat. Kadang, cukup pasang earphone, tarik napas, dan biarkan suara dari ujung dunia lain membuka pemikiranmu.
Dan ingat: belajar bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling konsisten.
Podcast bisa jadi temanmu dalam perjalanan itu.
Baca Juga Artikel dari: Media Literacy: Teaching the Knowledge to Discern Truth from Misinformation
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan